Halaman

Sabtu, 19 Januari 2013

Senang di Dunia, Senang di Akhirat

Senang di Dunia, Senang di Akhirat



            Suatu ketika, seorang sufi bernama Ma’ruf al Khurki sedang duduk-duduk bersama muridnya. Kemudian lewatlah rombongan yang tampaknya sedang merayakan sesuatu. Mereka memainkan alat-alat musik dan bernyanyi-nyanyi sambil meminum-minuman keras.
          “lihatlah orang-orang itu,” kata salah seorang muridnya. “mereka berbuat maksiat secara terang-terangan. Mereka tidak malu kepada Tuhan. Maka apalagi kepada sesama manusia.”
          “doakanlah mereka agar celaka,” kata si murid kepada Ma’ruf.
          Dimana-mana guru akan selalu lebih bijak daripada murid-muridnya. Ma’ruf al-Khurki kemudian mengangkat tangannya. Ia berdoa, “Ya Tuhanku! Seperti mereka bisa bersenang-senang didunia ini, buatlah mereka bisa bersenang-senang diakhirat nanti.”
          “kami tidak memintamu berdoa seeperti itu,” kata si murid.
          Ma’ruf al-Khurki menjawab, “jika di akhirat kelak mereka bisa bersenang-senang, artinya Tuhan mengampuni maksiat mereka didunia.”
          Ma’ruf ingin mengajarkan kepada para muridnya bahwa dunia adalah tempat kemungkinan-kemungkinan. Apa yang tampak buruk tidak selalu berakhir dengan tetap dalam kondisi buruk. Sebab itu, ia tidak perlu dikutuk. Itulah yang disebut dengan al-raja’ dalam ilmu tasawuf, yaitu mengharap segala sesuatu menjadi baik, atau berakhir dengan kebaikan. Orang yang menjaga al-raja’ dalam dirinya tidak akan pernah merasa puas dengan kebaikan, dan sebab itu ia tidak mengutuk keburukan, tapi berharap keburukan itu akan menjadi atau berakhir dengan kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar